Konsultan Pajak Jakarta – Selain menuntut kenaikan upah minimum sebesar 10,5%, Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga mengusulkan untuk menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari IDR 4,5 juta per bulan menjadi IDR 7,5 juta per bulan. Tujuan utama adalah meningkatkan daya beli dan merangsang perekonomian dengan mengalihkan dana yang sebelumnya dipotong sebagai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 ke konsumsi rumah tangga.

Artikel ini, yang mencakup simulasi dan petunjuk implementasi, menganalisis bagaimana kenaikan PTKP akan mempengaruhi karyawan, perusahaan, dan anggaran negara. Anda sebagai pemilik perusahaan dapat meminta bantuan pada Konsultan Pajak Jakarta untuk membantu mengurus pajak karyawan atau pekerja pada perusahaan Anda.

Secara singkat, apa itu PTKP? PTKP adalah batasan penghasilan yang bebas dari Pajak Penghasilan Pasal 21 saat ini adalah IDR 4,5 juta per bulan (IDR 54 juta per tahun) untuk orang lajang (TK/0).

• Usulan karyawan: PTKP sebesar Rp7,5 juta per bulan (Rp90 juta per tahun) untuk mengurangi pajak bagi pekerja dengan penghasilan rendah hingga menengah.
• Peningkatan gaji bersih (THP) adalah hasil langsungnya, terutama bagi karyawan formal dengan penghasilan Rp5-8 juta per bulan.
• Dampak makro: kemungkinan penurunan sementara pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21; jika daya beli meningkat, hal ini dapat sedikit diimbangi oleh peningkatan konsumsi (PPN). Langkah pendukung meliputi sinkronisasi dengan struktur upah minimum, transisi bertahap, dan penyesuaian PTKP dengan inflasi.

Mengapa Kenaikan PTKP Diusulkan?

Kesejahteraan, konsumsi, dan pendapatan pekerja dapat terpengaruh oleh kenaikan PTKP. Menurut Said Iqbal dari KSPI dan Partai Buruh, jika batas penghasilan bebas pajak bulanan dinaikkan menjadi Rp7,5 juta, Rp3 juta yang saat ini bebas pajak akan digunakan untuk konsumsi. Keluhan mengenai beban pajak lokal (seperti kenaikan pajak properti) dan penurunan daya beli menjadi latar belakang usulan ini. Dari sudut pandang keadilan pajak, kenaikan PTKP diyakini menargetkan karyawan dengan penghasilan rendah hingga menengah di sektor formal yang paling terdampak oleh kenaikan biaya hidup.

Baca Juga: PER-8/PJ/2025: Kebijakan Terbaru Mengubah Pembukuan dan Tahun Buku dalam Perpajakan

Siapa yang Paling Diuntungkan?

Untuk memahami dampaknya, kategori pekerja berikut akan mendapatkan manfaat terbesar:

• Pekerja formal dengan penghasilan antara IDR 5-8 juta per bulan
• Pajak Penghasilan 21 kini berlaku untuk pekerja formal dengan penghasilan IDR 5-8 juta per bulan.
• Rumah tangga muda dan menengah di perkotaan
• Rentang pengeluaran rutin (makanan, transportasi, sewa, pendidikan, dan kesehatan) diperluas oleh kenaikan PTKP.
• Perusahaan dengan PPh 21

Pemberi kerja membayar pajak penghasilan karyawan melalui berbagai skema kompensasi, sehingga penurunan pajak penghasilan karyawan berakibat pada penurunan biaya upah efektif. Agar lebih mudah mengelola kewajiban pajak perusahaan Anda, maka Anda dapat menemui Konsultan Pajak Jakarta jika mengalami kesulitan saat mengurus kewajiban pajak badan.

Simulasi: Dampak pada Gaji Bersih (THP) dan Pajak Penghasilan Bulanan (PPh 21)

Sebelum menganalisis tabel, perlu diketahui bahwa simulasi ini berfungsi sebagai contoh untuk menunjukkan arah kenaikan THP dan perubahan pajak pada tingkat gaji yang berbeda.

Simulasi dengan pendekatan sederhana:

Untuk fokus pada dampak PTKP, PPh 21 dihitung menggunakan rumus PKP = gaji tahunan dikurangi PTKP tahunan, dengan tarif progresif 5% hingga 35% (Undang-Undang HPP). Komponen lain, seperti pengeluaran karyawan dan pembayaran pensiun, tidak termasuk. Dalam contoh sederhana ini, karyawan yang berpenghasilan kurang dari 7,5 juta per bulan dibebaskan dari PPh 21. Pajak menurun di atas 7,5 juta, menyebabkan THP meningkat.

Apabila Anda yang berada di Jakarta memiliki permasalahan pajak, dan membutuhkan bantuan dari konsultan pajak Jakarta profesional terpercaya, Anda dapat menghubungi kami di halaman ini untuk melakukan konsultasi pajak secara online. Agar pembayaran pajak bisnis Anda optimal dan tidak mahal.